Bongpay Cina di Bantul Jogja

Bongpay Cina di Bantul Jogja – Bongpay merupakan sebutan dialek Hokkian untuk papan nisan pada makam-makam orang Tionghoa kuno. Biasanya terbuat dari batu, marmer, atau batu sejenis lainnya.

Di atas bongpay tersebut biasanya ada tulisan-tulisan yang sudah diukir dengan karakter Hanzi (Mandarin) yang di dalamnya terkandung makna dan nilai artistik.

Di bongpay tersebut juga tertulis informasi mendiang yang dimakamkan. Bongpay juga melambangkan bakti dari anak dan cucu kepada mendiang.

Bongpay juga menjadi bagian penting dari makam Tionghoa kuno. Bentuk makam dengan bongpay ini berdiri atau menancap di depan makam. Sistem penulisannya yang dilihat saat ini pada umumnya berasal dari jaman Dinasti Ming (1368-1644) yang kemudian diteruskan hingga sekarang.

Bagian-Bagian Struktur Penulisan Bongpay

Untuk penulisan dan pembacaan bongpay ini dilakukan dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah. Pada umumnya terdiri dari 4 bagian, yaitu baris kanan, tengah, horizontal, dan baris kiri. Di bagian kanan dituliskan masa dan waktu ketika bongpay dibuat atau diperbaiki. Biasanya ditulis dalam tahun kekaisaran, tahun Tian Gan Di Zhi, musim, atau bulan.

Bongpay-bongpay tradisional cara penulisannya secara umum mengikuti aturan 5n+1 = 6., 11 dan kelipatannya dari karakter yang maknanya serta terpulang dari arti lahir pada 5 karakter, yaitu lahir, tua, sakit, derita, dan mati.

Sedang untuk bongpay modern biasanya ditulis hidup di jaman Yu Gongyuan, yang artinya setelah Masehi, atau Christian Era, AD. Kemudian disusul hari, tanggal, dan tahun lahir, serta hari, tanggal, dan tahun kematiannya,

Di bagian tengah dituliskan nama dan status selama hidupnya. Biasanya dimulai dengan 2 karakter Huang Ming. Di jaman sekarang, biasanya langsung dimulai dengan 2 karakter Xian Kao atau Xian Bi, yang artinya mendiang ayah atau mendiang ibu. Di makam yang berisi sepasang suami istrik maka akan dicantumkan keduanya.

Di baris tengah ini kemudian diakhiri dengan karakter Mu yang artinya makam. Status dan kedudukannya dalam masyarakat juga bisa dituliskan di bagian tersebut. Selain itu juga gelar kesarjanaannya yang didapat melalui ujian atau sumbangan dalam kerajaan maupun pernah menjadi pejabat di daerah tertentu.

Sedang di bongpay tradisional, jumlah karakter yang tercantum harus menurut aturan 5n+2 = 7, 12,17,22 dan kelipatan karakter supaya terpenuhi makna tua pada 5 karakter di atas. 

Selanjutnya pada bagian atas bongpay, yang juga disebut dengan baris horizontal hanya terdiri dari 2 karakter yang tertulis, sebagai berikut.

  • Daerah kota atau kabupaten tempat marga atau keluarga mendiang berasal.
  • Peristiwa besar tentang marga atau keluarga mendiang.
  • Jumlah generasi mendiang di silsilah keluarganya yang telah ditandai dengan karakter yang tak sama namun saling berurutan di setiap generasinya dan membentuk sebuah kata panjang yang bermakna.
  • Asal kampung halaman mendiang.